8 Lembaga Siap Kawal Program Dekabornisasi di Sektor Konstruksi

Upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2), atau dekarbonisasi di sektor konstruksi mulai kencang digaungkan.

Sebagai langkah signifikan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, Forum QHSE BUMN Konstruksi bersama Japan External Trade Organization (JETRO) serta beberapa universitas terkemuka,  menggelar diskusi tentang pendalaman di Gedung Summitmas Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Selain Forum QHSE BUMN dan JETRO, pertemuan ini dihadiri perwakilan dari CESGS (Center for Environmental, Social, Governance and Sustainability) Universitas Airlangga (Unair),  ITPB (Institut Teknologi Petroleum Balongan), Universitas Indonesia (UI), Adhi Karya, Nindya Karya, dan Waskita Karya.

“Pertemuan strategis ini menjadi tonggak penting dalam upaya kolektif menuju dekarbonisasi. Pertemuan ini bukan hanya sekedar forum diskusi, tetapi juga sebagai ajang berbagi pengetahuan dan pengalaman antarberbagai institusi. Pemangku kepentingan dari berbagai latar belakang menyajikan wawasan mereka tentang bagaimana sektor konstruksi dapat berkontribusi lebih efektif dalam mengurangi emisi karbon dan mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan. Diskusi ini juga menyoroti pentingnya integrasi teknologi terkini dan inovasi dalam mempercepat proses dekarbonisasi,” kata Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi Subkhan dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi, Kamis (1/2/2024).

Dikatakan, diskusi tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan kunci. Yaitu: Pertama, adanya kesepakatan universal tentang pentingnya dekarbonisasi dalam sektor konstruksi untuk keberlanjutan lingkungan.

Kedua, penekanan pada pentingnya framework sebagai langkah awal dalam merencanakan program dekarbonisasi. Ketiga, kebutuhan bagi perusahaan konstruksi untuk menetapkan Road Map Dekarbonisasi.

Keempat, komitmen bersama dari semua pihak dalam mengawal transisi ke program dekarbonisasi di sektor konstruksi.

Sebelumnya, pada 21 November 2023, para pimpinan QHSE BUMN Konstruksi bertekad mewujudkan program dekabornisasi sektor konstruksi dengan lima cara. Yatu mewujudkan net zero emission, mewujudkan implementasi konstruksi hijau, melakukan konservasi air, menggunakan material konstruksi ramah lingkunga, dan melakukan efisiensi energi di seluruh sektor konstruksi. (Hasanuddin)